Arti Isnad, Musnid, Musnad dan Tinggi Rendahnya Rangkaian Sanad


Arti Isnad, Musnid dan Musnad
Usaha seseorang ahli hadits dalam menerangkan sebuah hadits yang diikutinya dengan penjelasan kepada siapa hadits itu disandarkan, disebut meng-isnad-kan hadits. Hadits yang telah di isnadkan oleh si Musnid (orang yang mengisnadkan) disebut dengan hadits musnad. Misalnya musnad Asy-Syihhab dan musnad Al-Firdaus, merupakan kumpulan hadits yang telah di isnadkan oleh Asy-Syihhab dan Al-Firdaus.
Selain itu musnad dapat juga berarti :
a)Hadits yang marfu’ lagi muttasil (sanadnya bersambung-sambung, tidak terputus)
b)Nama kitab yang menghimpun seluruh hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat.11
Dalam kitab musnad ini, nama shahabatlah yang di ketengahkan sebagai maudlu’ (objek). Semua hadits yang diriwayatkan oleh seorang shahabat terhimpun dalam satu kelompok, tanpa diklasifikasikan isinya dan tanpa disisihkan antara makna hadits yang shahih dan yang dlaif.

Tinggi Rendahnya Rangkaian Sanad
Sebagaimana dimaklumi, bahwa suatu hadits sampai kepada kita melalui sanad-sanad. Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita (sanad setingkat lebih di atas), sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian sanad itu adalah berderajat tinggi, sedang dan lemah, mengingat perbedaan ke-dlabith-an (kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya. Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadits lebih tinggi derajatnya dari pada hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah.12 Para muhaditsin membagi tingkatan sanadnya menjadi tiga bagian,yaitu:
a)Ashahhul Asanid (sanad-sanad yang lebih shahih), contoh Ashahhul Asanid dari sahabat tertentu yaitu, Umar bin Khaththab r.a., ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-Zhuhri dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya (Abdullah bin Umar), dari kakeknya (Umar bin Khaththab).
b)Ahsanul Asanid (sanad-sanad yang lebih hasan). Sanad ini lebih rendah derajatnya daripada yang bersanad Ashahhul Asanid. Contoh bila hadis tersebut bersanad antara lain : Bahaz bin Hakim dari ayahnya (Hakim bin Mu’awiyah) dari kakeknya (Mu’awiyah bin Haidah) dan Amru’ bin Syuaib dari ayahnya (Syuaib bin Muhamad) dari kakeknya (Muhamad bin Abdillah bin Amr bin Ash).
c)Adl’aful Asanid (sanad-sanad yang lebih lemah), rangkaian sanad yang Adl’aful Asanid salah satunya adalah : Abu Bakar As-Shidiq r.a., ialah yang diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi Ya’qub Farqad bin Ya’qub dari Murrah Ath-Thayyib dari Abu Bakar r.a.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template